Kelompok kriminal bersenjata (KKB) telah menyandera seorang pilot Selandia Baru setelah membakar sebuah pesawat komersial kecil saat mendarat di wilayah pegunungan terpencil pada hari Selasa.
Juru bicara Polda Papua Ignatius Benny Adi Prabowo mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki insiden tersebut, dengan personel polisi dan militer dikirim ke daerah tersebut untuk menemukan pilot dan lima penumpang.
"Kami tidak bisa mengirim banyak staf ke sana karena Nduga adalah daerah yang sulit dijangkau. Kami hanya bisa terbang ke sana," katanya.
Juru bicara Angkatan Darat di Papua, Herman Taryaman, mengatakan pilot telah diidentifikasi sebagai Kapten Philip Merthens dan tidak jelas apakah lima penumpang yang ikut bersamanya telah diculik. Pihak berwenang mengatakan pesawat yang dioperasikan oleh Susi Air mendarat dengan selamat Selasa pagi sebelum diserang oleh KKB.
KKB mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam pernyataan yang diperoleh Reuters, mengatakan pilot tidak akan dibebaskan sampai pemerintah Indonesia mengakui kemerdekaan Papua Barat.
KKB tidak menyebutkan nama penumpang tetapi mengatakan itu adalah kedua kalinya kelompok itu menyandera. Kasus pertama yang terjadi pada tahun 1996.
Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta dan Kementerian Luar Negeri Indonesia tidak berkomentar atas hal tersebut.
Konflik sebelumnya telah meningkat secara signifikan sejak 2018, dengan meningkatnya serangan terhadap warga sipil.
Meningkatnya intensitas serangan ini karena kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk melalui penggerebekan dan penjarahan di pos-pos tentara, perdagangan lintas negara, dan penjualan senjata ilegal pada tahun lalu.
Pendiri Susi Air dan mantan Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti menulis di Twitter bahwa dia berdoa untuk keselamatan pilot dan penumpang.