Jerman telah mulai menguji self-propelled howitzer RCH-155 155 mm baru, pengiriman yang ditunggu-tunggu oleh Ukraina. Menurut pers Jerman, tes artileri self-propelled tentara Jerman akan berlangsung hingga Mei.
Angkatan Darat Jerman mulai menguji self-propelled howitzer RCH-155, dan langsung mengirimkannya untuk Ukraina.
Krauss-Maffei Wegmann (KMW) telah menerima kontrak untuk memproduksi seri baru self-propelled howitzer untuk tentara Ukraina. Secara total, Kyiv akan menerima 18 sistem artileri self-propelled baru yang mampu melakukan serangan pada jarak lebih dari 50 km.
Ukraina mengirim permintaan pengiriman self-propelled howitzer RCH-155 ke Berlin Juli lalu. Pada bulan September, dilaporkan bahwa pemerintah Jerman menyetujui pengiriman tersebut dan mengeluarkan lisensi untuk memproduksi 18 senjata self-propelled untuk KMW. Biaya kontrak adalah 216 juta euro, tetapi Ukraina tidak perlu membayar apapun, semuanya akan ditanggung oleh Jerman.
Menurut perjanjian tersebut, KMW akan mengirimkan howitzer pertama tidak lebih awal dari 30 bulan setelah dimulainya produksi, yaitu sekitar tahun 2025. Jerman juga berjanji untuk melatih awak Ukraina dan menyediakan suku cadang kepada angkatan bersenjata Ukraina.
ACS RCH-155 (Remote Controlled Howitzer 155) adalah modul turret otomatis AGMx dengan meriam 152 mm dari howitzer PzH 2000, dipasang pada sasis personel lapis baja beroda 8x8. Modulnya tidak berawak, jadi perhitungan ACS hanya dua orang. Berat dari RCH-155 adalah 39 ton, modulnya sendiri berbobot 12,5 ton. Amunisi 30 putaran per modul. Kisaran yang jauh adalah 54 km saat menembakkan peluru presisi tinggi, dengan laju tembakan 9 peluru/menit.