Drone Bayraktar TB-2 Gambar dari sputniknews |
Bayraktar TB2 UAV dilengkapi dengan bom MAM-L dari perusahaan Roketsan dan bom berpemandu laser MAM-C yang lebih kecil. Indonesia telah menyatakan minat untuk memperoleh UAV dan senjata serupa sesuai kebutuhan mencari pemberi pinjaman asing untuk membiayai pembelian tersebut.
Kementerian Keuangan Indonesia telah menyetujui permintaan TNI untuk pengadaan pesawat tak berawak (UAV) melalui pinjaman luar negeri dan negara sedang mengevaluasi pemberi pinjaman yang cocok.
UAV termasuk dalam daftar 16 program untuk tahun di mana Kementerian Keuangan telah menyetujui pinjaman luar negeri, dengan kontrak resmi dengan Kementerian Pertahanan hingga 31 Desember 2023, menurut dokumen yang diberikan oleh Janes.
Izin untuk pembelian drone dikeluarkan secara terpisah untuk masing-masing dari tiga tentara dan termasuk ketentuan untuk amunisi UAV.
Untuk TNI Angkatan Udara, Kementerian Keuangan memberikan pinjaman hingga $200 juta untuk pembelian UAV dan hingga $38,115 juta untuk amunisi UAV.
Tidak ada indikasi jenis UAV yang akan diperoleh, tetapi terkait amunisi, dokumen menyebutkan bahwa TNI AU akan mendapatkan rudal pintar dan ringan MAM-L, secara eksplisit mengacu pada jalur perusahaan Roketsan. Bom berpemandu kecil dengan nama yang sama.
Jumlah pinjaman yang diberikan kepada TNI AL mencapai $100 juta. Layanan ini juga diberi wewenang untuk menghabiskan hingga $10,89 juta untuk membeli amunisi UCAV yang akan dipasang rudal MAM-L untuk keperluan TNI AU.
https://www.janes.com/defence-news/news-detail/indonesia-seeks-foreign-lenders-for-ucav-programmes