F-15E Strike Eagles dengan GBU-31 JDAM seberat 2.000 pon yang dimodifikasi Gambar dari defbrief.com |
AS memasok Ukraina dengan sebuah bom berpemandu GPS jarak jauh yang mampu mencapai target sejauh 45 mil, kata pejabat industri.
Pentagon belum secara resmi mengakui akan mengirim versi modifikasi dari JDAM-ER dari Boeing, hanya mengatakan akan mengirim amunisi presisi udara sebagai bagian dari paket senilai $1,85 miliar dolar yang diumumkan pada 21 Desember. Mereka meminta untuk tidak diidentifikasi karena detailnya juga tidak dirilis.
Juru bicara Pentagon Kelly Flynn mengatakan AS tidak akan mengidentifikasi rudal itu, dengan alasan keamanan operasional. Stok JDAM hanya digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS dan dijual di lebih dari 26 negara.
JDAM-ER dapat dilampirkan ke bom terarah dengan berat 500 lbs hingga 2.000 lbs. Saat dijatuhkan, bom akan melebarkan sayapnya, memungkinkannya melayang sejauh 45 mil dan melipatgandakan jangkauan senjata aslinya. Jangkauan JDAM diperpanjang dan dikembangkan dalam kemitraan oleh Angkatan Udara Australia.
Pada 20 Januari, Boeing menerima pesanan senilai $40,5 juta dari Angkatan Udara di bawah kontrak JDAM yang sudah ada. Pengerjaan harus selesai sebelum 30 Juni. Penghargaan tersebut menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Ukraina telah menciptakan sebuah metode bagi pesawat tempur era Soviet yang diterbangkan oleh Ukraina untuk memprogram dan meluncurkan bom berpemandu JDAM-ER.
Bom berpemandu JDAM jarak jauh bergabung dengan rudal tonjolan baru Boeing, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), yang menunjukkan jangkauan 81 mil di antara senjata baru yang dikirim Pentagon ke Ukraina bulan ini.